MitraBangsa.Online. Bengkulu Utara – Program Ketahanan Pangan (PKP) Desa Talang Rendah Kecamatan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara, diduga tidak sesuai kenyataan sehingga masyarakat menolak untuk menerima program tersebut.
Dikarenakan program tersebut tidaklah sebanding terhadap serapan pagu anggaran berkisar dua puluh persen 20% dari dana desa (DD) 2024 Untuk perencanaan atas pengadaan bibit ungas (AYAM) yang sebelumnya disampaikan lewat musyawarah yang telah di laksanakan desa tersebut sebelumnya.
Berdasarkan keterangan masyarakat bahwa program tersebut sejak lama ditunggu-tunggu namun ketika terealisasi bibit ayam yang dijanjikan tidaklah sesuai prosedur semestinya dikarenakan Volume Unggas yang akan diberikan ternyata baru saja selesai menetas beberapa minggu dan usia ayam tersebut seharusnya belum bisa diternak ungkap warga yang menolak program tersebut.
Masyarakat merasa hawatir bahwa bibit unggas yang disampaikan tidaklah layak untuk dipelihara karena masi dalam kondisi pemeraman indukan, kalau kami terima kemungkinan ungaas yang diterima tidak akan dapat bertahan lama karena untuk memelihara unggas ayam seusia tersebut wajib memiliki lahan pasilitas serta peralatan ternak yang memadahi.
“Kami menolak takutnya nanti ayam belum satu minggu di pelihara lalu mati, karena ayam tersebut beratnya 4 sampai 9 on,”Ujar warga yang enggan disebut namanya. disisi lain pihak kecamatan hulu palik menegaskan atas kejadian tersebut terkait program ketahanan pangan bibit Unggas (ayam) tersebut via Whatsapp menegaskan “Wajar masyarakat tolak karena memang tidak begitu seharusnya Volume Program PKP untuk ternak Unggas (AYAM) silahkan masyarakat tolak dan kembalikan saja ke pihak suplayernya ungkap nada tegasnya.
Terkait kejadian ini kepala desa selalu menghindar dari media untuk dimintai keterangan serta hak jawabnya berkali-kali pihak media mencoba mediasi guna keterangan melalui seluler tetap tidak direspon sehingga masyarakat merasa kepala desa tidak bertanggung jawab atas program tersebut. Diduga sementara kepala desa sengaja melakukan Mark’Up Pagu anggaran demi keuntungan pribadi.**VISS mitrabangsa.online